Abstrak
Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) 2024 yang diselenggarakan di Bali mengusung tema "Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan" sebagai upaya untuk mempererat hubungan antara kedua benua. Forum ini diselenggarakan sebagai Upaya untuk mengantisipasi situasi global yang semakin kompleks yang ditandai dengan ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi. Perbedaan kebutuhan dan prioritas Pembangunan pada masing-masing Kawasan, penting untuk menjadi perhatian parlemen untuk menghasilkan kebijakan politik dalam rangka menjaga kestabilan politik agar dapat menyelenggarakan Pembangunan ekonomi secara berkelanjutan. Keuntungan bagi Indonesia dan Afrika dalam forum ini akan tercipta peningkatan akses ke pasar dan diversifikasi ekonomi, sedangkan Afrika dapat memperoleh transfer teknologi dan peningkatan infrastruktur. Forum IAPF 2024 merupakan cara strategis memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Afrika menciptakan politik hukum yang stabil untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan menciptakan kemakmuran di kedua kawasan. Dalam forum kerja sama Indonesia-Afrika kali ini terjadi peningkatan signifikan dengan nilai total mencapai US$3,5 miliar dibandingkan sebelumnya senilai US$568 juta pada forum pertama di tahun 2018, pada bidang pengembangan energi panas bumi antara PT PLN dan TANESCO Tanzania, transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dan Atlantic Lifescience Ghana, serta Letter of Intent (LOI) antara PT Dirgantara Indonesia dan AD Trade untuk pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal.
Pelatihan Paralegal, Forensik, ISO, Investigasi, Legal Research, Pengembangan Software dan Energi Terbarukan Hubungi Kami
Pendahuluan
Pada tahun 1955, Konferensi Asia-Afrika di Bandung menandai titik awal penting dalam hubungan internasional antara negara-negara di Asia dan Afrika. Kini, pada tahun 2024, Indonesia dan Afrika kembali mengadakan forum yang serupa namun dengan fokus yang berbeda, yaitu Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) yang diselenggarakan di Bali. Forum ini mengusung tema "Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan" dengan tujuan mempererat hubungan kerja sama antara kedua benua dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan Afrika menghadapi dampak ketidakpastian politik global terhadap tapi litas Kawasan, pembangunan berkelanjutan dan membangun kemakmuran pada kedua Kawasan yang saling menguntungkan.
Indonesia dalam forum kerja sama Indonesia-Afrika kali ini terjadi peningkatan signifikan dengan nilai total mencapai US$3,5 miliar dibandingkan sebelumnya senilai US$568 juta pada forum pertama di tahun 2018, komitmen kemitraan strategis pada bidang pengembangan energi panas bumi antara PT PLN dan TANESCO Tanzania, transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dan Atlantic Lifescience Ghana, serta Letter of Intent (LOI) antara PT Dirgantara Indonesia dan AD Trade untuk pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal. Forum IAPF 2024 merupakan cara strategis memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Afrika menciptakan politik hukum yang stabil untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan menciptakan kemakmuran di kedua kawasan. Forum ini muncul menyikapi ketegangan geopolitik, dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan ketidakpastian ekonomi menjadi isu utama. Namun demikian kedua Kawasan memiliki sumber daya alam, budaya dan politik yang perlu di disinergikan sedemikian hingga terbangun politik hukum yang mampu mendukung pertumbuhan demografi yang berwawasan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk mengolah sumber daya, yang bermuara pada peningkatan kedua Kawasan tersebut.
Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia dan Afrika memiliki hubungan yang mendalam, dengan Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong kerja sama Asia-Afrika pada 1955. Pada tahun 2024, meskipun dunia telah berkembang pesat, hubungan sejarah ini masih relevan dalam membentuk kerja sama masa depan. Afrika memiliki Agenda 2063: "The Africa We Want", yang bertujuan untuk mentransformasi Afrika menjadi kekuatan utama dunia di masa depan. Sementara itu, Indonesia diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050. Kerja sama parlemen akan menjadi tonggak Sejarah untuk mewujudkan kebijakan politik luar negeri yang saling menguntungkan kedua belah pihak tanpa mereduksi peran penting masing masing di kancah internasional. Keduanya memiliki potensi besar dalam hal demografi, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan pembangunan ekonomi digital. Dalam konteks ini, IAPF 2024 merupakan platform yang tepat untuk mengeksplorasi peluang kerja sama yang saling menguntungkan yang menjadi kekuatan transfer teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada kedua belah pihak.
Struktur dan Tema Forum IAPF 2024
Forum IAPF 2024 kali ini diagendakan tig sesi diskusi utama, yaitu:
1. Kerja Sama Selatan-Selatan untuk Kemakmuran dan Pembangunan Berkelanjutan yang berfokus pada bagaimana negara-negara Selatan dapat saling mendukung dan berbagi pengalaman dalam menghadapi ketidak stabilan Geopolitik global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
2. Pembangunan Komunitas Tangguh melalui Inisiatif Kesehatan dan Ketahanan Pangan, membahas cara-cara untuk memperkuat ketahanan komunitas terhadap krisis kesehatan dan pangan. Kesehatan dan ketahanan pangan merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan kualitas hidup yang semakin meningkat diharapkan produktivitas semakin meningkat, yang diikuti dengan pendapatan yang mencukupi sedemikian hingga tercipta stabilitas di kedua kawasan.
3. Pemanfaatan Potensi Perdagangan dan Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi, berfokus pada strategi untuk memanfaatkan transfer teknologi, perdagangan dan investasi guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif sedemikian, masing masing memperoleh kesempatan untuk eksplorasi peluang dalam perdagangan dan investasi yang dapat mendukung pembangunan ekonomi di kedua belah pihak.
Peluang Kerja Sama
Energi Terbarukan, Indonesia Memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah, seperti energi panas bumi (geothermal), biomassa, dan potensi energi surya. Pengalaman Indonesia dalam membangun sumber energi terbarukan dapat membantu Afrika dalam pengembangan teknologi sejenis. Pada sisi lain Afrika, Memiliki potensi besar dalam energi matahari, angin, dan hidroelektrik dengan memanfaatkan alih teknologi dan investasi dari Indonesia afrika dapat mempercepat adopsi teknologi energi bersih dan berkelanjutan.
Ketahanan Pangan, Indonesia Memiliki pengalaman dalam program-program ketahanan pangan dan inovasi pertanian seperti teknologi pertanian presisi dan sistem irigasi canggih yang dapat dikerjasamakan dengan Afrika yang memiliki lahan pertanian yang cukup. Alih teknologi pada bidang pertanian memungkinkan Afifa dapat membangun fasilitas dan teknologi pengolahan tanah yang dapat meningkatkan produksi pangan.
Pembangunan Ekonomi Digital, Indonesia Sudah memiliki pasar digital yang berkembang pesat, serta infrastruktur digital yang terus berkembang. Indonesia dapat menawarkan pengalaman dan teknologi dalam e-commerce, fintech, dan infrastruktur digital yang dapat ditangkap oleh pasar Afrika yang sedang berkembang dan kebutuhan tinggi untuk teknologi digitalisasi. Kolaborasi dalam pengembangan aplikasi digital, platform e-commerce, dan solusi teknologi lainnya dapat mempercepat inklusi digital kedua kawasan.
Sumber Daya Alam yang Dapat Saling Mendukung
Sumber Daya Alam Mineral dan Energi Indonesia dengan cadangan mineral yang kaya, seperti nikel, tembaga, dan bauksit, serta pengalaman dalam mengembangkan potensi energi terbarukan seperti geothermal untuk mendukung industri energi bersih. Pemerintah dan pengusaha dapat menawarkan peluang tersebut untuk Pembangunan energi terbarukan dan pengolahan sumber daya alam meneral di Afrika. Sumber Daya Alam Afrika adalah rumah bagi banyak sumber daya mineral, seperti emas, berlian, dan kobalt, serta potensi energi hidroelektrik dan energi surya. Kerja sama dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya ini dapat meningkatkan kapasitas energi dan ekonomi di kedua belah pihak.
Dampak dari Komitmen Kerja Sama yang Signifikan, Dalam Forum ini diperoleh Nilai Total Komitmen kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika pada Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 2024 telah meningkat secara signifikan menjadi US$3,5 miliar, komitmen ini mencerminkan kepercayaan, intensifikasi hubungan dan komitmen yang lebih besar dari kedua belah pihak dalam meningkatkan kerja sama ekonomi dan teknologi Pengembangan Energi Panas Bumi, di antaranya ada kerja sama antara:
PT PLN dan TANESCO Tanzania pada pengembangan energi panas bumi, yang merupakan salah satu sumber energi terbarukan utama untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dengan memanfaatkan potensi energi panas bumi.
Transfer Teknologi sebagai salah satu negara dengan pengalaman dalam teknologi panas bumi, dapat membantu Tanzania dalam pengembangan kapasitas teknis dan infrastruktur energi.
Transfer Teknologi Kesehatan anara Biofarma dan Atlantic Lifescience Ghana dalam Master Agreement mengenai transfer teknologi kesehatan ini memiliki dampak Peningkatan Kualitas Kesehatan, meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui teknologi dan pengetahuan dari Biofarma. Transfer teknologi dapat memacu pertumbuhan industri kesehatan lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor produk kesehatan. Pelatihan dan dukungan teknis dapat meningkatkan kapasitas tenaga medis dan fasilitas kesehatan di Ghana.
Pembelian dan Perawatan Pesawat dari PT Dirgantara Indonesia dan AD Trade sebagaimana tertuang dalam Letter of Intent (LOI) untuk memfasilitasi pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal, pembelian ini membawa dampak positip Modernisasi Armada Penerbangan Kongo dan Senegal untuk memodernisasi armada penerbangan mereka dengan pesawat baru yang lebih efisien dan aman. Disamping itu, Pesawat baru dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas regional, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan integrasi pasar di Afrika. Kerja sama ini dapat membantu pengembangan industri penerbangan di Afrika dan meningkatkan keterampilan teknis lokal dalam perawatan pesawat.
Tantangan Kerja Sama
Perbedaan Kebutuhan dan Prioritas Indonesia pada pengembangan infrastruktur digital dan energi terbarukan dapat berbeda dari prioritas antara Afrika dengan Indonesia. Afrika Memerlukan dukungan lebih dalam pembangunan infrastruktur dasar, teknologi kesehatan, energi baru terbarukan dan budaya yang memerlukan pendekatan yang berbeda. Indonesia system politik yang relatif stabil, Beberapa negara di Afrika menghadapi ketidakstabilan politik dan ekonomi, yang dapat mempengaruhi implementasi proyek dan inisiatif bersama. Indonesia Memiliki sistem hukum dan budaya bisnis yang berbeda dari banyak negara Afrika. Sangat perlu Memahami dan menyesuaikan dengan kerangka hukum dan budaya lokal di Afrika adalah penting. Afrika denganKeanekaragaman budaya dan sistem hukum di Afrika dapat menambah kompleksitas dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan Bersama dalam Peningkatan Akses ke Pasar mitra dengan negara-negara Afrika.
Indonesia-Africa Parliamentary Forum 2024 (IAPF) merupakan platform yang strategis untuk memperkuat kemitraan antara kedua benua. Forum ini membuka peluang yang luas dalam bidang energi terbarukan, ketahanan pangan, teknologi Kesehatan dan pembangunan ekonomi digital. Pemerintah dalam forum ini sebaiknya Terus memperkuat hubungan bilateral dan multilateral dengan fokus pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan pada bidang bidang yang diperlukan oleh Afrika dan sebaliknya Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam dan demografi Afrika yang dapat menjadi peluang investasi dan bisnis yang saling menguntungkan bagi kedua Kawasan secara berkelanjutan.